Jejak Gadis Khatulistiwa Part1


Jejak Gadis Khatulistiwa

Katanya wanita kuat itu aku, wanita sabar itu aku, wanita tahan banting itu aku, wanita kritis itu aku, wanita bobrok itu aku, wanita mandiri itu aku, wanita multitalent itu aku. tapi itu hanya katanya saja bukan kenyataan nya. bentar deh sebelum berbicara tentang aku lebih jauh kita kenalan dulu yuk siapa tau kalian ketemu aku di jalan biar nanti bisa saling sapa gitu hehe.

Kenalin nama ku Putri Aqilla Ramadhani biar lebih akrab panggil saja Aqilla, yups begitulah teman-teman biasa menyapa ku, sekarang aku berumur 21 tahun, berkulit sawo matang, kurus tinggi, dan beralis tebal biasanya beberapa teman juga ada yg memanggilku sincan karna ketebalan alis ku melebihi batas hehe. sekarang aku sedang menempuh pendidikan di Salah satu Universitas berbasis Pesantren di Jawa Timur, aku berasal dari pulau Borneo lebih tepatnya kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Sejauh ini perjalanan hidup ku sungguh luar biasa banyak hal yang tak pernah terduga namun terjadi. lalu bagaimana aku memulai dan melewatinya? banyak teman teman yang menanyakan hal ini kepada ku, salah satunya pertanyaan yang paling sering ku dapatkan yaitu bagaimana menjadi wanita kuat seperti kamu ?. sebenarnya jika boleh jujur aku bukan lah wanita yang kuat seperti yang terlihat, hanya saja aku terlalu pandai menutupi hingga semua masalah hidupku terlihat baik baik saja. padahal nyatanya tidak, aku strees, depresi, sakit dan pernah di posisi yang paling terpuruk, Tapi aku selalu berhasil melewati masa masa sulit itu bukan karna aku kuat, tapi karna Allah menguatkan ku.

Perjalanan hidup ku sejauh ini sungguh luar biasa, ku mulai semua dengan kehidupan keluarga yang sederhana, hingga aku tumbuh menjadi wanita apa adanya yang kadang tidak perduli dengan apa kata orang, selagi aku tidak mengganggu dan keluar dari jalur agama yang sudah di tentukan, ya kenapa tidak. setiap kali aku menginginkan sesuatu aku selalu berusaha berjuang untuk mendapatkannya dan perjuangan itu masih tetap bertahan hingga detik ini.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu,tidak terasa tahun ini adalah tahun ke 3 aku merantau di pulau jawa, suka, duka di dunia perantauan itu memang lebih seru dan menantang bagiku. dulu sewaktu aku SD aku selalu bilang ke diri ku sendiri aku mau keliling indonesia untuk belajar hal apa pun itu. namun sayangnya waktu itu beberapa keinginan ku selalu terhalang karna abah ku tidak pernah memberikan ku izin untuk berpetualang ke mana pun, semasa SMP jangan kan pergi jauh keluar kota keluar depan pintu rumah aja ga boleh sama abah hehe, karna aku anak satu satunya jd abah lumayan overprotektif sama aku. tapi untungnya aku punya ibu yang selalu support apa pun kegiatan ku walaupun kadang ibu harus bertentangan dengan abah.

2018 adalah sejarah dunia perantauan ku di mulai. tahun ini sungguh salah satu tahun yang sangat sulit bagiku, di mana tahun 2017 akhir ibu dan abah ku resmi berpisah, ekonomi keluarga ku turun drastis hingga memaksa ku untuk bekerja paruh waktu mulai jadi kurir kue online, pelatih nari, guru les dll. semua aku lakuin untuk bantu ibu demi kelangsungan kehidupan kita. ibu yang waktu itu hanya jualan pentol kuah yang setiap harinya kadang tak menentu dapat berapa bahkan pernah juga hanya dapat 5000 sehari. waktu itu aku bekerja mulai dari subuh hingga jam 12 siang dengan gaji 300.000 sebulan. siang nya aku lanjut sekolah sambil membawa dagangan ke sekolah sampai soreh. setelah pulang sekolah aku lanjut lagi jd guru nari sampe malam. hingga waktu untuk aku belajar pun terkadang tidak ada, semua aku lakuin agar tetap bisa bayar SPP sekolah dan untuk makan sehari-hari.

Semakin sulit ekonomi keluarga ku, semakin kuat juga niat dan tekad ku agar tetap bisa kuliah di pulau jawa 4 bulan sebelum menjelang UN aku sudah mempersiapkan segala berkas berkas dan link untuk bisa mendapatkan beasiswa ke luar kota, karna aku tau jika aku hanya mengharapkan kedua orang tua ku saja, itu tidak akan mungkin bisa membantu impian ku...............

Komentar